Minggu, 24 Maret 2013

Penalaran Deduktif




Penalaran deduktif adalah sebuah jalan pemikiran yang menggunakan argumen-argumen deduktif untuk beralih dari premis-premis yang ada, yang dianggap benar, kepada kesimpulan-kesimpulan, yang mestinya benar apabila premis-premisnya benar.

Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
-Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
-Sokrates adalah manusia. (premis minor)
-Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)

Untuk pembahasan deduktif secara terinci seperti yang dipahami dalam filsafat, lihat Logika. Untuk pembahasan teknis tentang deduksi seperti yang dipahami dalam matematika, lihat logika matematika.


Jenis – jenis penalaran deduktif yaitu :

a. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

b. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
c. Conditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

d. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
e. Entimen 
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan

Sumber: 
http://id.wikipedia.org
http://missrereayu.blogspot.com

Senin, 18 Maret 2013

Penalaran Induktif


Pengertian :
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.


3 jenis penalaran induktif :

I.GENERALISASI 

Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

contoh :

-Harga buku dengan penerbit X di toko A murah

-Harga buku dengan penerbit X di belakang kampus murah

Kesimpulan : buku dengan penerbit X murah



Generalisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Generalisasi SEMPURNA ( tanpa loncatan induktif):

Generalisasi sempurna (tanpa loncatan induktif) adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

Contoh : absen kelas.



2. Generalisasi tidak sempurna

Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh penduduk dibawah umur 17tahun mengendarai kendaraan bermotor.


II.ANALOGI
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya

III. HUBUNGAN KAUSAL

Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam hubungan kausal :


a) Sebab- akibat.
Kemarau panjang di daerah Jakarta menyebabkan kekeringan

b) Akibat – Sebab.
Giant memiliki tubuh gendut disebabkan oleh tidak dapat mengontrol nafsu makan yang berlebih

c) Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.

sumber : 
http://dinasmoro.blogspot.com